Selasa, 12 September 2017

Menistakan Poligami




Poligami :

Pertama, Allah berfirman:

وَإِنْ خِفْتُمْ أَلا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلا تَعُولُوا

Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. [An-Nisa: 3].

Kedua,  Allah berfirman:

وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ فَلا تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ وَإِنْ تُصْلِحُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا

Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri- istri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [An-Nisa: 129]

Liat kalimat lanjutan dari ayat pertama :

"dan kamu sekali-kali tdk akan dapat berlaku adil diantara istri2 mu walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian"

sdh jelas klw disini Allah sebenarnya melarang kita berpoligami krena Manusia tdk akan bisa berbuat adil. Tpi dasar manusia nya aja yg Badung, merasa sok2 bisa dan memaksa wanita utk menerimanya dgn alasan Masuk surga, ini adalah alasan yg Bulshitt. Padahal ayat ini digunakan hanya utk mengakomodasi nafsu mereka dgn mengkambing hitamkan ayat Allah ini.

Dan yg membuat gw bertambah heran, yg melakukan ini mayoritas orang2 yg menganggap/dianggap suci (dgn kedok sering ceramah, pakai sorban, baju putih, pakai jenggot). Sehingga orang tua yg memiliki anak wanita merasa takut utk menikahkan anaknya dgn orang2 yg bergelar "Ustad", bukankah secara logika dasar harusnya orang tua bangga donk menikahkan anaknya kpd orang yg paham Agama, bukan sebaliknya kayak sekarang karena oknum2 Ustad tsb. Bapak2 yg katanya sholeh, kambing yg tdk berakal juga bisa pak didandan kayak gitu. Paling ngomongnya doank yg ga bisa.



Jujur gw kasian dgn wanita2 yg menjadi korban kebiadaban nafsu mereka yg mengatas namakan ayat Allah, terus diancam tdk masuk surga karena tdk menerima poligami. Hadeehhh

Maksud gw, udahlah menjual2 ayat Allah utk kepentingan pribadi/kelompok saja. Krena sampai skrg gw masih meyakini, semakin tinggi ilmu seseorang maka akan semakin tawadhuq kehidupan keseharian mereka, bukan malah tambah gila harta, hobby moge, koleksi mobil mewah, koleksi rumah mewah dll.  Hanya karena alasan manusia adalah tempatnya salah dan Allah maha pemaaf,  bukan berarti seenak jidad lu memainkan Ayat Allah.

Semoga Allah menyayangi umat nya yg cinta dgn wahyu yang diturunkan ke Baginda Rosul, dan tdk memainkan ayat2 Dia yg bukan utk kepentingan umat. Dan kita semua dimasukkan ke golongan tsb, khususnya tentang Poligami ini.
✍️


Jumat, 08 September 2017

Berpolitik cerdas



Politik ?

Saran gw, Jgn pernah terlalu percaya dgn politikus atau orang yg agak berpolitik (baik pro ataupun kontra pemerintah) krena mereka smua bekerja sesuai dgn posisi politiknya. Sama aja kayak pekerjaan yg lain, contoh Marketing bertugas memasarkan produk/jasa, Finance bertugas mengatur arus keuangan perusahaan supaya balance, begitupun Politikus mereka juga bekerja dgn porsi/posisinya.

Yg masih layak utk didengar/dipertimbangkan pemikiran nya itu menurut gw ya Akademisi (yg berkompeten dibidangnya) krena merekalah orang yg menurut gw masih lumayan layak utk di dengar, kayak Prof. Renald Pangkali, Prof. Romli Atmasasmita, Prof. Mahfud Md, dll. (gw pastiin lagi, Mereka tdk terlibat dalam salah satu pihak, misal: Fadli Zon, Jonru, Guntur Romli, Masinton Pasaribu, Yosana Laoly, Fahri Hamzah, Megawati, Amien Rais dll. Atau mungkin salah satu akademisi diatas masuk ke politik) karena apa ?
Klw misalkan kita percaya banget sama pendapat/pikiran  mereka nih, lue sama aja percaya dgn salesman yang menjual produk/jasa. Kan salesman juga ditugaskan perusahaan utk menjual produk/jasa mereka agar konsumen membeli dan mempercayai keunggulan produk mereka, tapi kenyataan nya ga gitu. Kita dituntut utk tdk percaya dgn penawaran salesman yg jualan ke rumah kita, tpi percaya dgn penawaran politikus ke kita. Padahal kan sama aja, sama2 jual produk/jasa kok 🤔. Mungkin bedanya hanya di apa produknya aja (partai dan barang).

Dan misalkan kita sdh terlanjur mendukung/partisan salah satu pihak dipartai politik (biarpun tdk masuk partai) brrti kita sdh bermain politik dan hal ini agak menutupi akal pikiran waras kita serta tdk full lagi berfikir ttg Indonesia secara jernih. Karena gw percaya klw sdh berpolitik maka perbandingannya 40-60 ( 40 utk Indonesia, 60 kepentingan politik).

Saran terakhir gw dalam pemilu nnti (pilkada/pilpres/pileg), pilihlah karena ketokohannya bukan karena partai nya, krena semua partai itu sama aja (100% keputusan diambil tergantung dari nilai untung/rugi POLITIK buat partainya). Sperti PDI-P dlu contohnya saat Partai Demokrat berkuasa, kalian tahukan posisi mereka yg begitu kritis ke partai berkuasa, dan itu juga terjadi sekarang ke sikap Partai Demokrat ke PDI-P kan yg begitu kritis juga. klw suatu saat misalkan Partai Gerindra berkuasa nih, gw jga akan meyakini mreka akan melakukan apa yg dilakukan oleh PDI-P skrg, dan posisi mereka diganti oleh PDI-P sbg pengkritisi.

Dan akan terus selalu begitu, wong emg pekerjaan mereka kok dan digaji mmg utk itukan.
Jadi jgn terlalu serius lah menanggapi soal politik, cukup paham aja. Klw ada yg salah dgn kebijakan Pemerintah, ya kritisi aja (kebijakannya yg dikritisi, bukan dgn menyerang SARA/Personal orang), klw ada yg bagus ya di apresiasi. Hanya sesederhanan itu kok. Karena gw percaya setiap orang yg sdh ditetapkan oleh UUD sebagai Warga Negara Indonesia (kecuali dicabut hak politiknya oleh Negara) maka suka tdk suka mereka berhak utk dipilih/memilih dan memiliki kesempatan yg sama utk memimpin Indonesia.  Hehehe ✍️ 😊